Seorang remaja pria bertanya pada ibunya,"Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati."
Sang Ibu tersenyum dan menjawab:
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di sekolah, tapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tapi dari hati yang ada di balik itu.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
""Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebannya, tapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Quran, tapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca."
... Setelah itu, ia kembali bertanya, "Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu Ibu?"
Sang Ibu memberinya buku dan berkata,"Pelajari tentang dia."
Ia pun mengambil buku itu. "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu.
Sang Ibu tersenyum dan menjawab:
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di sekolah, tapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tapi dari hati yang ada di balik itu.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
""Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebannya, tapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Quran, tapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca."
... Setelah itu, ia kembali bertanya, "Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu Ibu?"
Sang Ibu memberinya buku dan berkata,"Pelajari tentang dia."
Ia pun mengambil buku itu. "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu.