Sunday 27 November 2011

Dari Ibu seorang aktivis

assalamualaikum warahmatullahi ta'ala wa barakatuh.......
ada copas-an nih dari grup sebelah, lumayan membuat terharu dan bisa mengingatkan kita ternyata masih ada hal urgen yang terlewatkan oleh kita yang hanya menunggu penyesalan di akhir waktu jika tidak memberi sedikit ruang dan waktu bagi "Sang Surya" yang telah menyinari sejak masa kecil kita.

"Dimana rumahmu Nak?"

Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana.

Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis .

Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?

Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?

Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

# Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.
masihkah.....?


Sunday 20 November 2011

Iman=Percaya

Seorang profesor filsafat yang ateis tengah membahas permasalahan yang ada dalam ilmu sains tentang Tuhan. Dia meminta salah seorang siswa barunya untuk berdiri dan..

Profesor : Apakah kamu seorang Muslim?
Siswa : Ya, pak.
Prof. : Kamu percaya Tuhan?
Siswa : Tentu saja, pak.
Prof. : Apakah Tuhan baik?
Siswa : Pasti.
Prof : Apakah Tuhan maha kuasa?
Siswa : Ya.

Prof : Kakak saya meninggal karena kanker padahal dia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Kebanyakan dari kita akan berusaha menyembuhkan sesama kita yang sakit. Tetapi Tuhan tidak. Apakah ini berarti Tuhan baik? Hmm?

(Siswa ini terdiam.)

Prof : Kamu tak dapat menjawabnya, kan? Mari kita ulangi lagi, anak muda. Apakah Tuhan baik?
Siswa : Ya.
Prof : Apakah setan baik?
Siswa : Tidak.
Prof : Setan berasal dari mana?
Siswa : Dari .. Tuhan ..
Prof : Itu betul. Katakan padaku, apakah ada setan dan kejahatan di dunia ini?
Student : Ya.
Prof : Kejahatan ada di mana-mana, betul? Dan Tuhan menciptakan segalanya. Benar?
Siswa : Ya.
Prof : Jadi siapa yang menciptakan kejahatan?

(Siswa ini tidak menjawabnya.)

Prof : Apakah ada penyakit? Kemerosotan moral? Kebencian? Kejelekan? Semua hal-hal buruk ini ada di dunia, benar?
Siswa : Benar, pak.
Prof : Jadi, siapa yang menciptakan itu semua?

(Siswa ini kembali terdiam.)

Prof. : Ilmu pengetahuan mengatakan manusia memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dan mengamati lingkungan sekitarnya. Katakan padaku, … Apakah kamu pernah melihat Tuhan?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Ceritakanlah, apakah kamu pernah mendengar Tuhanmu?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Apakah kamu pernah merasakan Tuhanmu, mengecap Tuhanmu, mencium Tuhanmu? Apakah kamu pernah mengalami keberadaan Tuhan melalui segala persepsi sensormu?
Siswa : Tidak, pak. Saya belum pernah mengalaminya.
Prof. : Tetapi kamu masih mempercayaiNya?
Siswa : Ya.
Prof. : Menurut prosedur pengamatan, pengujian, pembuktian, ilmu pengetahuan mengatakan Tuhanmu tidak ada. Apa pendapatmu?
Siswa : Tidak ada. Saya hanya memiliki iman saya.
Prof. : Ya. Iman. Dan itulah permasalahan bagi ilmu pengetahuan.
Siswa : Professor, apakah panas itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Dan apakah dingin itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Tidak, pak. Tidak ada seperti itu.

(Ruang kuliah itu menjadi sangat sunyi saat Sang Profesor mulai tersudut oleh pertanyaan siswa ini.)

Siswa : Pak, Anda dapat memiliki beberapa jenis panas, bahkan lebih panas, super panas, mega panas, panas putih, sedikit panas atau keadaan tanpa panas. Tetapi tidak ada yang namanya dingin. Kita dapat menempuh 458 derajat di bawah nol, yaitu keadaan tanpa panas, tetapi kita tidak dapat melampaui dari batas itu. Dingin itu tidak ada. Dingin hanya perkataan yang kita gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana tidak ada panas. Kita tidak bisa mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah kebalikan dari panas, pak, hanya suatu keadaan dimana tidak ada panas.

(Siswa lainnya terdiam tanpa sepatah katapun.)

Siswa : Bagaimana dengan kegelapan, Profesor? Apakah kegelapan itu benar-benar ada?
Prof. : Ya. Apalah arti malam bila tidak gelap?
Siswa : Anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah absennya sesuatu. Anda punya pencahayaan rendah, pencahayaan normal, pencahayaan terang, pencahayaan yang berkedip…Tetapi bila Anda secara konstan tidak memiliki pencahayaan, Anda tidak memiliki apa-apa dan itulah yang disebut dengan kegelapan, betul? Pada kenyataannya, bukan begitu. Apakah Anda dapat membuat kegelapan menjadi lebih gelap?

Prof. : Jadi apa maksudmu, anak muda?
Siswa : Pak, maksudku dasar filosofi Anda kurang tepat.
Prof. : Kurang tepat? Bisa kamu jelaskan?

Siswa : Pak, Anda mengajar dengan dualitas. Anda berargumen tentang adanya kehidupan lalu mengajar tentang adanya kematian, adanya Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Anda memandang Tuhan sebagai sesuatu yang dapat kita ukur. Pak, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan sebuah pemikiran. Ilmu ini memang menggunakan listrik dan magnet, tetapi tidak pernah seorangpun yang melihat atau benar-benar memahami salah satunya. Untuk menilai kematian sebagai kondisi yang berlawanan dengan kehidupan sama saja dengan melupakan fakta bahwa kematian tidak bisa muncul sebagai suatu hal yang substantif. Kematian bukanlah kontradiksi dari hidup, hanya keadaan dimana tiada kehidupan saja. Sekarang katakan padaku, Profesor. Apakah Anda mengajarkan siswa-siswa Anda bahwa mereka berevolusi (Siswa berasal dari kera)?

Prof. : Jika yang kamu maksudkan adalah proses evolusi alami, ya, tentu saja, aku mengajarkannya.
Siswa : Apakah Anda mengamati evolusi itu dengan mata Anda sendiri, pak?

(Sang Profesor menggelengkan kepala dan tersenyum, tampaknya ia mulai menyadari arah pembicaraan ini.)

Siswa : Karena tidak seorang pun pernah mengamati proses evolusi bekerja dan bahkan tidak dapat membuktikan bahwa proses ini tengah berlangsung, apakah Anda tengah mengajarkan pendapat pribadi Anda? Apakah Anda seorang ilmuwan atau penceramah?

(Suasana kelas menjadi gaduh.)

Siswa : Apakah ada dari kelas ini yang pernah melihat otak Profesor?

(Suara tawa para siswa memenuhi ruang kelas itu.)

Siswa : Apakah ada orang yang pernah mendengar otak Profesor, merasakannya, menyentuhnya atau menciumnya? Tampaknya tak seorang pun pernah melakukannya. Jadi, menurut prosedur pengamatan, pengujian dan pembuktian yang disahkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, pak, bagaimana kami dapat mempercayai pengajaran Anda?

(Ruangan itu sunyi. Sang profesor menatap siswa ini, wajahnya menunjukkan dia tidak menduga siswa ini akan berkata demikian.)

Prof. : Saya kira kamu harus mempercayainya, nak.

Siswa : Itulah, pak. Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA. Hanya itu yang membuat segala sesuatunya bergerak dan hidup.

Tuesday 15 November 2011

8 Adab Berhijab bagi Wanita Muslimah Secara Syari'at



“Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad). Nabi Saw juga bersabda: “Akan datang sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan (padahal hukumnya haram) perzinaan, pakaian sutra bagi laki-laki, khomr (sesuatu yang memabukkan), dan alat musik…” (HR. Bukhari )
Secara syariat adab-adab berhijab adalah sebagai berikut :
  1. Hijab itu menutupi seluruh badan selain yang dikecualikan.  Firman Allah Swt :“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
  2. Hijab itu sendiri bukanlah perhiasan. Firman Allah Swt : "Janganlah mereka menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak darinya." (QS:An-Nur :31)
  3. Hijab itu tebal tidak tipis. adapun pakaian yang tipis maka hakikatnya adalah telanjang. Sabda Nabi Saw : "Akan ada pada akhir umatku perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang diatas kepalanya seperti punggung unta rambutnya bersanggul, laknatlah mereka itu wanita-wanita itu terlaknat." .(HR. Muslim).  Dalam hadist lain ditambahkan  : " Mereka tidak akan masuk surga dan tidak merasakan harum wangi surga, padahal wangi surga itu akan tercium dari jarak sekian dan sekian." (H.R. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah ra)
  4. Tidak untuk kemashuran, Sabda Rasulullah Saw : "Barangsiapa memakai pakaian untuk mencari kemasyhuran di dunia, maka Allah memakaikannya pakaian kehinaan pada hari akhirat, kemudian api menjilatnya." (H.R. Ahmad).
  5. Tidak ketat dan sempit, tetapi longgar, sebaiknya berwarna gelap sehingga tidak terawang. Usamah bin Zaid berkata, "Nabi Saw memberikan  pakaian Qibti tebal padaku yang dihadiahkan oleh Dhihya Khilbi pada Nabi Saw, maka istriku memakainya, Nabi Saw bertanya kepadaku mengapa aku tidak memakai pakaian Qibti itu, Aku menjawab istriku yang mengenakannya, Nabi Saw bersabda kepadaku : "Perintahkan dia agar memakai didalamnya baju lampis dalam, karena aku khawatir tulang belulangnya tergambar."."
  6. Tidak memaki harum-haruman, Nabi Saw, "Wanita mana saja yang memakai minyak wangi lalu ia lewat pada suatu supaya mereka merasakan wanginya maka wanita itu pezina".(H.R. Ahmad, Nasa'i, Hakim)
  7. Tidak menyerupai busana laki-laki, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Saw melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki. Rasulullah Saw  bersabda, "Bukan termasuk golongan kami perempuan yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai perempuan".  
  8. Tidak menyerupai busana orang kafir, " Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad). 
Allah SWT telah berkenan memberikan nikmatnya yang tak terhingga kepada umat manusia yaitu pengetahuan tentang keindahan berpakaian. Pakaian selain berfungsi untuk menutupi Jasmani pakaian juga merupakan bentuk rasa syukur seorang hamba terhadap Allah Rabbul Izzati.  Dengan pakaian akan menumbuhkan rasa syukur, kesadaran dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. dalam surat Al A'raaf ayat 26 bebunyi :
    "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat."
    Semoga dengan pakaian, kita bisa beribadah kepada Allah Swt sebagai hamba yang selalu bersyukur terhadap nikmat dan rahmat yang telah Allah limpahkan kepada makhluk ciptaan-Nya. Aamiin

    Semoga bermanfaat 
    Wallahu A'lam Bishshowab




    Saturday 22 October 2011

    Ikhwan Sejati

    Seorang remaja pria bertanya pada ibunya,"Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati."
    Sang Ibu tersenyum dan menjawab: 

    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di sekolah, tapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tapi dari hati yang ada di balik itu.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
    ""Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebannya, tapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
    "Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Quran, tapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca."
    ... Setelah itu, ia kembali bertanya, "Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu Ibu?"
    Sang Ibu memberinya buku dan berkata,"Pelajari tentang dia."
    Ia pun mengambil buku itu. "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu.


    Tuesday 16 August 2011

    9 Nama anak-anak Syaitan menurut Umar ibn Al-Khattab

    Umar ibn Al-Khattab r. a berkata, terdapat 9 jenis anak syaitan :

    1. Zalituun
    Duduk di pasar / kedai Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.

    2. Wathiin
    Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadapAllah.

    3. A’awan
    Menghasut sultan / raja / pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Terlena dengan kedudukan / kekayaan hingga terabaikan kebajikan rakyat dan tidak mau mendengar nasihat para ulama.

    4. Haffaf
    Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, kelab mlm & tempat yg ada minuman keras).

    5. Murrah
    Merusakkan dan melalaikan orang yg suka musik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam kemewahan dan glamour dsg.

    6. Masuud
    Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa saja penyakit yg keluar dari kata-kata mulut.

    7. Daasim (BERILAH SALAM SEBELUM MASUK KE RUMAH…)
    Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar terjadi keruntuhan rumahtangga (suami isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi).

    8. Walahaan
    Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dansolat serta ibadat-ibadat kita yg lain.

    9. Lakhuus
    Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api / matahari


    Semoga dapat menjadikan peringatan bagi kita untuk tidak mengikuti apa-apa yang disukai syaitan yang terkutuk.. Amin’



    sumber :http://www.i-dus.com/2011/04/inilah-9-jenis-nama-anak-setan-menurut.html

    Cara mengetahui jumlah ayat dalam Al Quran

    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


    Post ini hanyalah sebuah post pendek. Kenapa saya terpikir untuk membuat post ini? Ya. Karena ada yang mengajukan pertanyaan seperti judul post ini. Maka dari itu, di sini saya ingin berbagi sedikit ilmu.

    Mungkin kebanyakan dari kita (umat muslim) masih mengira bahwa jumlah ayat dalam Al Quran itu adalah 6666 ayat seperti yang selama ini disebut-sebut oleh orang-orang. Akan tetapi, setelah dihitung-hitung lagi, ternyata jumlah ayat dalam Al Quran itu tidak sampai 6666 ayat. Lalu berapakah sebenarnya jumlah ayat dalam Al Quran? Jawabannya: 6236 ayat. Silahkan hitung sendiri duhai para pembaca. Atau, mau tau cara praktisnya? Inilah ilmu yang saya janjikan untuk dibagi tadi.

    Ali ibn Abi Thalib r.a. pernah memberitahukan cara sebenarnya untuk mengetahui jumlah ayat yang ada/ terdapat dalam Al Quran. Yaitu: buka halaman yang ada surat Al Fatihah dan Al Baqarah nya (di Al Quran non-tafsir). Tidakkah antum perhatikan kenapa selalu hanya sedikit ayat yang ditulis di halaman itu? Nah, di sana lah kita bisa menghitung jumlah ayat Al Quran. Caranya:

    Hitunglah berapa baris surat Al Fatihah itu ditulis? 6 baris kan?

    Lalu, liat ke nomor halaman nya. Yaitu halaman 2.

    Lanjut liat ke nomor halaman selanjutnya. Yaitu halaman 3.

    Dan terakhir, hitunglah berapa baris surat Al Baqarah itu ditulis di halaman 3 itu. 6 baris juga kan?

    Nah, itulah dia jumlah ayat dalam Al Quran. 6236.

    Oh iya, lafaz "Bismillah" di halaman 2 & 3 tidak termasuk hitungan. Tapi ada beberapa Al Quran yang 6 baris itu termasuk lafaz "Bismillah".




    Wallahu'alam.



    Semoga bermanfaat.

    (^_^)



    source: berbagai sumber

    Sunday 14 August 2011

    Tempat yang Banyak Ditemukannya Syaitan

    1. Tempat peristirahatan unta.
    Hadits Abdullah bin Mughaffal radilallahu‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
    “Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing & janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syetan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) & selainnya).

    Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yg disebutkan didlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat ditempat peristirahatan Unta. Yg benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dsb krna itu adalah tempat-tempat para setan.


    2. Tempat buang air besar & kecil

    Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan."
    Demikian banyak orang yg terkena gangguan jin adalah ditempat buang hajat.

    3. Lembah.

    Sesungguhnya jin & setan ditemukan di lembah-lembah & tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa" (19/33) : "Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi."

    4. Tempat sampah & kotoran.

    Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa"(19/41) : "(Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan."

    5. Pekuburan.



    EH SALAH! Ini yang benernya: 
    Hadits Abu Said Al Khudri radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    "Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan & kamar mandi." (HR. Ahmad (3/83), Abu Daud (492),Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251) serta yang lainnya).

    Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin: "Pada pekuburan itu terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya.

    Para syaitan menuntut orang yg hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati.

    6. Tempat yg rusak & kosong.

    Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam "Al Adab Al Mufrad" (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku : "Janganlah kamu tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman itu seperti tinggal di kuburan."

    Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama bahwa Al Kufuur adalah tempat yg jauh dari pemukiman manusia & hampir tidak ada seorang pun yg lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/40-41) ketika berbicara tentang jin:
    "Oleh karena itu, (syaitan) banyak ditemukan di tempat yg telah rusak & kosong."

    7. Lautan

    Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
    "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar airdan kemudian dia pun mengutus pasukannya. (HR. Muslim: 2813).

    Dan juga hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yg dimaksud adalah samudera "Al Haadi" karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua.

    8. Celah-celah dibukit.

    Hadits Ibnu Sarjis radiyallohu‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang…" Mereka berkata kepada Qatadah: "Apa yg menyebabkan dibencinya kencing di lubang?", dia berkata : "Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin". Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186) dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu. Lihat kitab "Jami' At Tahshiil."

    Hadits ini dishahihkan Al Walid Al Allamah Al Wadi'i dalam "Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain" (579).

    9. Tempat-tempat kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan

    Syetan ditemukan di tempat yg di dalamnya manusia melakukan kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid'ahan dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya & terhadap para pelakunya.

    10. Rumah-rumah yg di dalamnya dilakukan kemaksiatan

    Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yg di dalamnya terdapat anjing & gambar." (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu 'anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain).
    Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara Allah Subhanahu wa ta’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala, ibadah & membaca Al Qur'an.

    Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sprti kuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah." (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya).

    11. Pasar-pasar

    Dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata: “Janganlah engkau menjadi orang pertama yg masuk pasar jika engkau mampu & jangan pula menjadi orang paling terakhir yg keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya."
    Ucapan ini memiliki hukum marfu (disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam). Yg dimaksud dengan ا لمعر كة dalam kata " معركة الشيطان " adalah tempat peperangan para syaitan & mereka menjadikan pasar sbg tempat perang tersebut karena dia mengalahkan mayoritas penghuninya disebabkan krna mereka lalai dari dzikrullah & gemar melakukan maksiat.

    Dan ucapannya " وبها ينصب رايته " (dan dengannya dipasang benderanya), merupakan isyarat ditemukannya syaitan utk mengadu domba sesama manusia.

    Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yg dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tempat yg paling disukai oleh Allah adalah masjid & tempat yg paling dibenci Allah adalah pasar."

    Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim (671) & selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah setan berkumpul di tempat-tempat yg di dalamnya gemar dilakukan maksiat & kemungkaran.

    12.Jin & setan berkeliaran dijalan & lorong-lorong.

     

    Dalam hadits Riwayat Bukhari (3303) & Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika telah datang malam maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran & melakukan penculikan. Matikan lentera disaat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut".

    Wallahu'alam bish shawab..

    Thursday 11 August 2011

    Jumlah Malaikat ada berapa?

    Malaikat itu bilangannya banyak sekali. Setiap malaikat mempunyai tugas masing-masing dari Tuhan. Ada diantara mereka yang rukuk sepanjang hidupnya. Ada yang sujud saja. Ada juga yang sepanjang hidupnya menjaga arasy. Bahkan setiap kejadian, setiap kerja-kerja Tuhan ada malaikat-malaikat yang diberi tugas untuk menunaikan dan memeliharanya.
    1. Bersabda Nabi SAW : “Sesungguhnya aku mendengar langit berkeriut dan bergemeretak, dan tidaklah ada satu tempat sebesar sejengkal kecuali ada seorang malaikat meletakkan dahinya sedang bersujud atau berdiri shalat.”

    2. Bersabda Nabi SAW : “Masuk ke dalam baitul Maâmur pada setiap harinya 70.000 malaikat dan tidak pernah keluar lagi sampai hari Kiamat.”

    Ini bukan berarti Tuhan tidak kuasa untuk menjadikan dan memelihara segala sesuatu tanpa malaikat.Demikianlah diantara kehebatan dan kesempurnaan sistem Tuhan. Segalanya sangat tersusun, sangat teratur. Bahkan segalanya boleh terjadi hanya dengan berkata jadilah maka terjadilah segala sesuatu.

    Ada seribu satu team Tuhan yang sentiasa taat setia kepadaNya yang disebut malaikat. Mereka sentiasa siap sedia membantu orang-orang yang beriman. Adapun malaikat-malaikat yang wajib kita kenali ada 10, mereka itu adalah sebagai berikut:
    1. Malaikat Jibril , tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan para rasul. Terutama kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Kadang-kadang Malaikat Jibril itu datang menyerupai laki-laki yang gagah dan tampan dan ada kalanya para sahabatpun mendengar dan menyaksikan ia berdialog dengan Baginda.

    Bentuk fisik Ruhul’qudus (Djibril) , ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi Muhammad, kala beliau mendapat wahyu kali ke dua, dan nabi menuntut untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan tuhan dari langit dalam rupa yang asli, atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Djibril tanpa rupa samar, sebagaimana di kali-kali yang lain, sang utusan (ruhul’qudus) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.

    Ruhul’Qudus ; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masrik dan magribh, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.

    Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.

    Malikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Siti Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al’Quran kepada Nabi Muhammad.

    Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;

    beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”.
    Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.

    2. Malaikat Mikail , tugasnya dalam soal kesejahteraan manusia seperti mengantar hujan, mengantar angin, soal kesuburan tanah dan kesuburan-kesuburan lainnya.

    3. Malaikat Israfil , tugasnya dalam soal-soal yang berhubung kait dengan qiamat, seperti meniup sangkakala tanda qiamat, meniup sangkakala tanda manusia dibangkitkan di padang mahsyar dan lain-lain.

    4. Malaikat Izrail , tugasnya adalah mencabut nyawa dan membawa nyawa itu kemana mestinya.

    5. Malaikat Munkar dan
    6. Nakir , tugas kedua-duanya adalah menyoal manusia yang sudah mati di alam kubur. Datang dengan wajah yang seram dan menakutkan bagi orang-orang yang mati membawa dosa dan hati yang tidak selamat. Dan sebaliknya wajah yang mereka tampilkan akan sangat indah dan menyejukkan pada mereka yang matinya husnul khatimah

    7. Malaikat Rakib , tugasnya adalah menuliskan amalan baik manusia.
    8. Malaikat Atid , tugasnya adalah mencatat amalan jahat manusia. Kedua-dua malaikat rakib atid itu sentiasa mengiringi manusia dimana saja mereka berada dan kemana sana mereka pergi. Malaikat rakib atid itu merupakan sekelompok malaikat yang jumlahnya sebanding dengan jumlah manusia sepanjang zaman.

    9. Malaikat Malik , tugasnya adalah menjaga Neraka dengan penampilan yang sangat menakutkan dan mengerikan bagi para penghuni Neraka.

    10. Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.

    Itulah sepuluh malaikat yang wajib kita mengenal dan meyakininya sungguh-sungguh tanpa dicelahi keragu-raguan walaupun sedikit. Bukan hanya difikiran tetapi sampai terasa kewujudannya dihati. Sampai kita dapat membaca salam kepada mereka dan berkomunikasi dengan mereka.

    Untuk itu tentu kita tidak cukup hanya belajar ilmu tauhid berkenaan dengan malaikat itu, tetapi mesti kita sentiasa bertafakkur, mujahadah, menghayati ibadah dan berdoa selalu, memohon kepada Allah agar kita diberi keyakinan yang sempurna kepada Allah dan apa-apa yang Tuhan perintahkan kepada kita untuk meyakininya. Dengan itu mudah-mudahan subur rasa bertuhan dan rasa kehambaan di hati kita, hingga benar-benar bersih hati kita, hijab dibukakan oleh Allah dan tidak ada batas lagi antara kita dengan malaikat.

    Dari nama-nama malaikat di atas hanya tiga yang disebut dalam Al Qur’an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

    Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur’an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur’an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur’an dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dll.
    Selain malaikat tersebut diatas Al Qur’an juga menyebutkan beberapa malaikat lainnya, seperti :
    1. Malaikat Zabaniyah – 19 malaikat penyiksa dalam neraka
    2. Hamalatul Arsy – empat malaikat pembawa Arsy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan
    3. Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
    4. Malaikat Kiraman Katibin (julukan Raqib & Atid) – pencatat amal baik dan buruk
    5. Malaikat Harut dan Marut

    sumber: http://risalahrasul.wordpress.com/2008/02/16/jumlah-malaikat/






    Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Malaikat Jibril memiliki 600 sayap yang dimana bumi ini bagaikan uang koin di atas 1 sayapnya. Malaikat Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Malaikat Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil. Dan juga, Jibril adalah Malaikat terkecil di antara 10 Malaikat yang wajib diketahui. Subhanallah...

    sumber: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100524025935AACqFEP

    Wednesday 10 August 2011

    Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at

    Bismillahirrahmaanirrahiim...

    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ya akhi.
    Kali ini ana ingin berbagi sedikit ilmu lagi nih. Yaitu tentang "Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at". Oke, let's begin.

    Kita semua (para ikhwan/laki-laki/pria muslim) pastinya tau ibadah wajib kita di hari Jum'at. Ya. Tentu saja Shalat Jum'at.

    Seperti yang kita ketahui juga, bahwa ketika shalat Jum'at itu akan diawali dengan khutbah. Sebagai ilmu untuk bersama saja akhi, bahkan para malaikat pun menutup buku catatannya untuk mendengarkan khutbah.

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

    “Maka apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (Muttafaq ‘alaih; al Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)

    Nah, dari hadits ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa malaikat menutup buku catatan mereka dan tidak akan mencatat tambahan pahala bagi umat muslim yang datang (memasuki Masjid untuk shalat Jum'at) setelah Imam/Khatib naik mimbar. Kalau kurang yakin, masih ada dalil lainnya:

    Masih dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلَائِكَةُ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

    “Apabila hari Jum’at tiba, pada pintu-pintu masjid terdapat para Malaikat yang mencatat urutan orang datang, yang pertama dicatat pertama. Jika imam duduk, merekapun menutup buku catatan, dan ikut mendengarkan khutbah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Ghalib, Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,

    “Para Malaikat duduk pada hari Jum’at di depan pintu masjid dengan membawa buku catatan untuk mencatat (orang-orang yang masuk masjid). Jika imam keluar (dari rumahnya untuk shalat Jum’at), maka buku catatan itu dilipat.”

    Kemudian Abu Ghalib bertanya, “wahai Abu Umamah, bukankah orang yang datang sesudah imam keluar mendapat Jum’at? Ia menjawab, “tentu, tetapi ia tidak termasuk golongan yang dicatat dalam buku catatan.” (Dihasankan oleh Syaikh al Albani rahimahullah dalam Shahih al Targhib, no. 710)

    Itulah dia tentang keutamaan datang di awal waktu untuk shalat.

    Selanjutnya adalah tentang hal yang lebih utama untuk dilakukan saat mendengarkan khutbah. Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwasanya saat mendengarkan khutbah Jum'at itu kita dilarang untuk melakukan hal-hal yang sia-sia dan mengganggu/merusak kekhusyukan kita. Contohnya mengobrol dengan teman.

    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

    “Barangsiapa berwudlu, lalu memperbagus (menyempurnakan) wudlunya, kemudian mendatangi shalat Jum’at dan dilanjutkan mendengarkan dan memperhatikan khutbah, maka dia akan diberikan ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan pada hari itu sampai dengan hari Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari sesudahnya. Barangsiapa bermain-main krikil, maka sia-sialah Jum’atnya.” (HR. Muslim)

    Imam an Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim, “dalam hadits tersebut terdapat larangan memegang-megang krikil dan lainnya dari hal yang tak berguna pada waktu khutbah. Di dalamnya terdapat isyarat agar menghadapkan hati dan anggota badan untuk mendengarkan khutbah. Sedangkan makna lagha (perbuatan sia-sia) adalah perbuatan batil yang tercela dan hilang pahalanya.”

    Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

    “Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum’at, “Diamlah!”, sewaktu imam berkhutbah, berarti kemu telah berbuat sia-sia.” (Muttafaq ‘Alaih, lafadz milik al Bukhari)

    Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari berkata, “dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamtelah menetapkan bahwa memerintahkan diam saat khutbah adalah bentuk lahwun, walaupun bentuknya perintah yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar. Hadits ini juga menunjukkan bahwa setiap perkataan yang mengganggu dari mendengarkan khutbah, hukumnya lahwun. Dan bila ingin memerintahkan diam orang yang bicara, dengan isyarat.”

    Beliau menambahkan, “Hadits di atas dijadikan dalil larangan terhadap seluruh macam perkataan pada saat khutbah, dan demikian itu pendapat mayoritas ulama terhadap orang yang mendengarkan khutbah.”

    Sedangkan makna laghauta, menurut Imam al Shan’ani dalam Subulus Salam, “. . . makna yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat Ibnul Muniir, yaitu yang tidak memiliki nilai baik. Adapula yang mengatakan, (maknanya) batal keutamaan (pahala-pahala) Jum’atmu dan nilainya seperti shalat Dzhuhur.”

    Dari Ibnu ‘Abbas radliyallah ‘anhu bercerita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    مَنْ تَكَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَهُوَ كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا وَاَلَّذِي يَقُولُ لَهُ : أَنْصِتْ لَيْسَتْ لَهُ جُمُعَةٌ

    “Siapa yang berbicara pada hari Jum’at, padahal imam sedang berkhutbah, maka dia seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Dan orang berkata kepada (saudara)-nya, ‘diamlah!’, tidak ada Jum’at baginya.” (HR. Ahmad, dengan sanad la ba-tsa bih).

    Maksud dari penyerupaan orang yang berbicara saat imam berkhutbah dengan keledai yang membawa kitab yang tebal-tebal adalah karena dia tidak mendapat manfaat yang besar, padahal dia telah susah-susah datang dan capek untuk sampai ke masjid.

    Sedangkan Makna “tidak ada Jum’atan baginya” berarti dia tidak mendapatkan Jum’at secara sempurna. Nilai Shalat Jum’atnya seperti shalat Dzuhur. (lihat Fathul Baari: II/184 dan Subulus Salam: III/172)

    Makna “tidak ada Jum’atan baginya” berarti dia tidak mendapatkan Jum’at secara sempurna. Nilai Shalat Jum’atnya seperti shalat Dzuhur.

    Nah, itulah dia ulasan tentang hal-hal yang dilarang sewaktu mendengarkan khutbah Jum'at.

    Lantas apa hubungannya dengan mengedarkan kotak infaq sewaktu khutbah Jum'at? Akhi, dari ulasan di atas sangat jelas sikap yang harus dilakukan oleh Jama’ah Jum’ah, yaitu diam dan mendengarkan khutbah yang disampaikan imam dengan seksama. Sehingga dia bisa mengambil manfaat dari khutbah yang disampaikan. Jangan dia berbicara kepada kawannya atau melakukan perbuatan yang bisa mengganggu dari mendengarkan dan memperhatikan khutbah. Tidak ada hal-hal sia-sia yang boleh dilakukan.

    Namun fakta di lapangan berkata lain. Di kebanyakan Masjid, kotak infaq diedarkan ketika Khatib sedang naik mimbar dan sedang menyampaikan khutbahnya. Ini jelas sebuah kesalahan besar karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah mendengarkan khutbah tersebut. Bahkan di beberapa Masjid lebih parah lagi. Yaitu kotak amal diedarkan oleh petugas. Ia berdiri saat khutbah kedua untuk menjalankan kotak amal kepada Jama’ah, shaf demi shaf. Maka ia telah melakukan kesalahan besar, tapi merasa telah berbuat kebaikan.

    Dalam hal ini, kesalahan bukan hanya dilakukan oleh petugas tadi. Tapi juga oleh orang yang berinfaq. Karena melakukan kegiatan yang menyibukkan dari memperhatikan khutbah. Ia memasukkan tangannya ke saku, mengeluarkan uang, dan memasukkannya ke kotak amal. Ini adalah perbuatan sia-sia yang dilarang pada saat imam berkhutbah.

    Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    “Barangsiapa mengusap-usap kerikil, maka ia telah melakukan yang sia-sia.”

    Jika sekedar mengusap-ngusap kerikil atau tikarnya saja dinilai sia-sia, lalu bagaimana dengan orang yang berdiri mengedarkan kotak infak atau sibuk memindahkan atau menjalankannya ke sampingnya? Lalu bagaimana juga dengan kondisi orang yang sibuk mengambil uang di sakunya, mengeluarkannya, lalu memasukkan ke kotak amal? Tentu jauh lebih dianggap sia-sia. (Syaikh Wahid Abdul Salam Bali dalam Al Kalimaat al Naafi’ah fi Akhtha’ al Sya-i’ah -diterjemahkan dengan 474 Kesalahan Umum dalam akidah dan Ibadah beserta koreksinya- hal. 349). Maka tidak akan didapatkannya "Jum'at" nya itu.

    Jadi kesimpulannya, Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at adalah tidak boleh karena dapat mengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Akibatnya, orang yang melakukan kesalahan ini akan kehilangan keutamaan shalat Jum’at. Ibadah Jum’atnya seperti melaksanakan shalat dzuhur.

    Sebagai gantinya kan kotak amal bisa diletakkan di samping pintu sehingga setiap orang yang ingin bersedekah bisa memanfaatkannya, baik sebelum khutbah dimulai atau sesudah shalat Jum'at.

    Wallahu'alam..

    afwan jika ada yang kurang berkenan (^_^)
    Kritik dan sarannya ditunggu ya akhi wa ukhti.


    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Sumber:
    http://www.siejelex.net/hukum-edarkan-kotak-infaq-pada-saat-khutbah-jumat/

    Monday 8 August 2011

    Ketika Neraka bukan lagi ancaman yang berarti bagi mereka

    Waktu itu bulan puasa. Selayaknya anak sekolahan yang lain. Aku harus mengikuti pesantren Ramadhan. Sungguh, sebenarnya aku sangat bosan mengikutinya. Karena materi yang monoton dan lingkungan yang lain daripada di sekolah ku. Tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau aku harus ikut.

    Maka waktu itu kalau tidak salah ingat, hari Rabu. Aku sedang duduk di dalam Masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Ya. Waktu itu aku sedang mengikuti "pesta" pesantren Ramadhan. Dan seperti yang kita ketahui saja akan kelakuan remaja-remaji labil yang baru mengenal kata "dewasa". Mereka ribut disana-sini. Ada yang ngobrol. Ada yang guling-guling nggak jelas. Ada yang sms-an. Bahkan ada yang bakar mercun di dalam Masjid! BAYANGKAN! MEMBAKAR MERCUN! Padahal saat itu sedang materi Asma'ul Husna! Dimana letak otak mereka ini? Padahal mereka sudah SMA! Tidak ada etika sama sekali.

    Aku, yang waktu itu lagi kalem, mencoba untuk tetap istiqamah dengan diam dan tenangku. Mungkin ada yang bertanya, "Mengapa tidak kau tegur mereka itu? Padahal mereka berbuat salah di depan matamu sendiri!". Kawan, kalau kau kira aku tidak menegur mereka, maka halal lah bagiku untuk menghajar hidungmu barang sekali. Asal kau tau, aku sudah menegur mereka. Dan apa hasilnya? "Sok alim ang mah!". Itu lah balasannya. Dan tidak jarang pula disertai sumpah-serapah terbaik pilihan mereka yang mereka lontarkan. Makanya aku memilih untuk diam. Toh kewajibanku untuk mengingatkan mereka sudah ku lakukan. Aku tidak berhutang lagi pada Allah.

    Namun, memang dengan kondisi yang seperti itu ketika puasa+rasa kasihan melihat para guru pembimbing yang telah sangat letih dan sedih menjinakkan mereka memang sangat gampang menstimulasi kesabaran agar cepat habis. Maka terpaksa lah selanjutnya aku turun tangan. Aku jinakkan mereka dengan agak sedikit kasar (cara yang tidak aku sukai!). Alhamdulillah. Mereka jinak juga. Maka duduklah aku kembali dengan senang,riang,hari yang ku nantikan (lagu Sherina).

    Lalu kawan dekatku yang duduk di sebelahku (dia juga salah satu pelaku yang tidur-tiduran) mendekatkan kepalanya kepadaku dan berkata,"Pesantren (Ramadhan) ini sungguh membosankan dan parah!". Pernyataannya itu aku amin-kan dengan sepenuh hati. Karena memang itu kenyataannya. Lalu aku bertanya padanya,"Kenapa mereka (anak-anak yang brutal itu) berlaku seperti itu? Apa mereka tidak takut sama guru pembimbing? (kenapa tidak aku bilang "pada Allah"?Kawan, kertika berdakwah itu kita harus memperhatikan situasi dan kondisi orang yang kita dakwahi.)". Lalu dia berfatwa sesuatu hal yang menggoncangkan dunia persilatan,"Ah, ngapain takut? Mereka (guru pembimbing) ancamannya kuno! Masa' masih ngancam dengan membawa-bawa nilai dan NERAKA? Nggak jaman lagi.". JDEEER! Sungguh, saat itu aku merasa halilintar bersahut-sahutan di langit. Aku begitu terkejut mendengar hal itu. Apa yang ada dipikiran mereka ini? Neraka bagiku adalah seburuk-buruknya ancaman. Salah satu ancaman yang paling ampuh untuk menjinakkan diriku. Tapi bagi mereka neraka itu bukan apa-apa? Astaghfirullah...



    ---------------

    itulah sepenggal kisah ku. Dari kisah tersebut dapat kita lihat. Bahwa pemuda-pemudia zaman sekarang sudah tidak takut lagi akan yang namanya dosa & neraka. Mungkin diantara pembaca semua ada yang berkata,"Ah, itu kan di Masjid kamu saja!". Mungkin iya. Tapi ini hanyalah SALAH SATU CONTOH. Kalau kau mau contoh yang lain, silahkan kau pergi ke taplau itu setelah shalat Subuh dan lihat fenomena ASMARA SUBUH itu. Atau mau yang lebih ekstrim? Silahkan pergi ke taplau itu pada saat Sabtu malam. Maka kau akan terkejut mendapati banyaknya pasangan mesum yang duduk-duduk berdua di bebatuan itu. Bahkan-tidak jarang pula-kita tidak akan tahu lagi yang mana tangan si lelaki dan yang mana buah dada si perempuan. Silahkan buktikan sendiri.

    Maka dari itu, kita di sini (saya dan para pembaca) yang telah mengetahui hal yang lebih benar daripada yang menurut mereka benar ini harusnya bisa dan berani melakukan sesuatu untuk menyadarkan mereka. Jangan hanya seperti orang-orang tua bangkotan yang bahkan untuk duduk pun sudah susah itu lakukan! Mereka hanya bisa mengata-ngatai generasi muda sekarang dan hanya bisa memarahi kita tanpa melakukan sesuatu untuk perubahan! Harusnya kita ini lah! Generasi penerus dan pelurus bangsa! Kita lah yang harus merubah negeri dan negara ini ke arah yang benar! Tidak akan ada yang bisa merubahnya kecuali kita rakyatnya, masyarakatnya! Jangan sampai "warisan" orang-orang tua itu menurun lagi ke generasi di bawah kita. Sudah saatnya kita mengakhiri tradisi yang sudah mendarah daging ini!

    Ayo sahabat-sahabatia dan saudara-saudariku. Ayo kita rubah negeri ini. Biasakanlah untuk berbuat kebaikan karena kelak itu semua akan dicontoh oleh manusia-manusia yang lain. Ingatlah,"Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari)".

    Semoga Allah senantiasa membimbing kita di jalan yang benar dan kita selalu istiqamah di jalan-Nya,

    Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah.

    Afwan jika ada kesalahan dan ada yang kurang berkenan. Sungguh, saya hanya ingin mengingatkan dan sayapun juga sedang belajar.




    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh (^_^)

    Monday 1 August 2011

    Ramadhan Tiba

    Selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat Muslim di seluruh Dunia

    Tuesday 31 May 2011

    Islam bukan teroris


    Islam bukan teroris. Islam adalah Rahmat bagi alam semesta. Bukan dunia untuk Islam, tapi Islam untuk dunia. 

    Sunday 29 May 2011

    Indahnya merajut ukhuwah dalam dakwah


    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Merdunya simponi dakwah
    Dalam kesejukan amanah
    Merajut keindahan ukhuwah

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Ketika amanah melahirkan senyuman
    Ya. Senyuman yang berasal dari hati
    Dari saudara untuk saudara

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Ukhuwah yang indah berkat amanah
    Saling mengingatkan juga memberi senyuman
    Ikhlas, tak ada pamrih

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Saat hijab tak lagi terjaga
    Saat qalbu telah futur
    Di sini lah aku menguatkan kembali diri dan qalbu ku
    Bersama dirimu lah, aku beristiqamah di jalan-Nya

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Kita tulis bersama kisah kita ini
    Juga kita lukis di atas kanvas dunia
    Indahnya ukhuwah kita

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Tahukah engkau duhai saudaraku?
    Aku mencintaimu karena Allah
    Aku bersyukur pernah mengenalmu
    Aku sungguh bersyukur pernah memiliki saudara seperti mu

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Tak ada kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan
    Saat bersama menjalani hari
    Saat bersama mendidik para tentara Allah

    Ku buka kembali lembaran persaudaraan
    Oh, sungguh indah merajut ukhuwah dalam dakwah


    Special for all of my siblings in iman: ROHIS SMAN 1 PADANG 2010/2011

    Friday 27 May 2011

    Jodoh itu nggak akan lari kemana


    Jodoh itu tidak akan lari kemana. Dia sudah tertulis di Lauhul Mahfuz. Untuk apa dirisaukan? Kan belum tentu orang yang kita cintai saat ini adalah jodoh kita. Jadi untuk apa kita kejar? Untuk apa kita pikirkan dia? Lebih baik lupakan saja sebelum menjadi zina hati. Ingat lah! Cinta Allah adalah cinta yang sebenar-benar cinta. Cinta yang abadi. Sedangkan cinta manusia? Hanyalah cinta semu yang tidak akan pernah abadi.

    "wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor adalah untuk wanita yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik....." (Q.S. An Nur: 26)

    Allah sudah berjanji. Dan Dia tidak pernah ingkar akan janji nya.


    (^_^)

    *Bagi kita para anak sekolahan apalagi. Belum saatnya kita untuk serius berpikir akan hal ini. Selesaikan study saja dulu yang dituju.

    Tuesday 24 May 2011

    Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?

    "Akulah petualang, yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya di tengah Bani Adam. Akulah mujahid yang berjuang mengakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan Islam yang hanif. Akulah lelaki merdeka, yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?"
    ~Hasan Al Bana~

    Pemuda Indonesia Krisis Keteladanan


    Pemuda Indonesia adalah penerus bangsa dalam melanjutkan kiprah para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan suatu hal yang positif. Akan tetapi kemanakah pionir-pionir perubahan itu hari ini? Bangsa Indonesia hari ini seperti kehilangan pendonor semangat yang berdedikasi tinggi pada negaranya mengibarkan bendera penuh kobar semangat. 

    Di zaman yang semakin maju dan terdepan ,Indonesia negara yang luas dan kaya akan alamnya serta manusia menunjukkan kemunduran di berbagai sektor. Padahal dengan modal alamiah yang kita miliki, itu semua dapat memudahkan kita untuk mengolah kekayaan yang kita miliki tanpa harus mencarinya jauh-jauh ke Negara lain. Akan tetapi faktanya, Indonesia semakin mengalami kemunduran seperti kemiskinan yang tak tuntas hingga kini dan korupsi yang semakin hidup di Negara ini. 

    Hal ini seharusnya menjadi cambukan keras bagi para pemimpin Indonesia dalam mengemban kewajibannya. Sebagai pemimpin yang baik dan benar, semua kesalahan itu dapat dijadikannya bahan renungan dalam kepemimpinannya. Dan dalam Al-Qur’an pun tertulis bahwa setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya. 

    Sosok pemimpin memiliki pengaruh besar pada akhlak dan moral bangsa yang dipimpinnya. Terutama bagi pemuda dengan jiwa mudanya yang masih sangat labil. Para pemuda dengan gelora semangat yang menggebu-gebu di dalam hatinya akan menjadikan sosok pemimpin sebagai panutan dalam hidup mereka. Mereka tidak akan peduli pada citra baik dan buruknya sosok pemimpin, tapi tiap pemimpin akan dijadikannya panutan dalam kehidupan mereka di masa sekarang dan di masa depan yang terbentang luas. 

    Dari berita-berita yang disajikan di televisi swasta maupun nasional, dapat kita lihat berita-berita kriminal tak henti-hentinya menjadi berita utama dalam berita tersebut. Dan tak jarang juga wajah para pemimpin muncul di layar kaca sebagai tersangka dalam sebuah kasus pelanggaran. Bukan hanya itu para pemimpin yang sudah terbukti bersalah pun dengan wajah sumringah masih dapat menyatakan dirinya tidak bersalah dengan menyuap berbagai instansi pemerintahan dengan harta masyarakat yang dirampasnya. 

    Ini jugalah yang menjadi penyebab terjadinya kasus narkoba, tawuran atar pelajar, dan perbuatan tak terpuji lainnya antar para pelajar. Kurangnya panutan dan tuntunan serta jauhnya rohani agama pada diri pemuda Indonesia . Yang diperlukan oleh pemuda-pemudi Indonesia saat ini hanyalah teladan yang baik dan sentuhan rohani agama dalam kalbu mereka. 

    Mari, kita tunggu, siapakah pemimpin bangsa yang dapat kita jadikan panutan dan teladan bagi hidup kita! Pemimpin yang dapat membawa perubahan baik bagi nusa dan bangsa. 

    Oleh: Faris Elzo Syauqi Arafah & Namira Lutfia Mustafa, SMAN 1 Padang

    Padang, 7 Februari 2011

    Dakwah Dusta


    Ada sebuah kisah cantik yang dikutip oleh Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan dalam Taujih Ruhiyah-nya. Kisah menarik ini, atau yang semakna dengannya juga termaktub dalam karya agung Ibnul Qayyim Al Jauziyah yang khusus membahas para pencinta dan pemendam rindu, Raudhatul Muhibbin.
    Ini kisah tentang seorang gadis yang sebegitu cantiknya. Dialah sang bunga di sebuah kota yang harumnya semerbak hingga negeri-negeri tetangga. Tak banyak yang pernah melihat wajahnya, sedikit yang pernah mendengar suaranya, dan bisa dihitung jari orang yang pernah berurusan dengannya. Dia seorang pemilik kecantikan yang terjaga bagaikan bidadari di taman surga.
    Sebagaimana wajarnya, sang gadis juga memendam cinta. Cinta itu tumbuh, anehnya, kepada seorang pemuda yang belum pernah dilihatnya, belum pernah dia dengar suaranya, dan belum tergambar wujudnya dalam benak. Hanya karena kabar. Hanya karena cerita yang beredar. Bahwa pemuda ini tampan bagai Nabi Yusuf zaman ini. Bahwa akhlaqnya suci. Bahwa ilmunya tinggi. Bahwa keshalihannya membuat iri. Bahwa ketaqwaannya telah berulangkali teruji. Namanya kerap muncul dalam pembicaraan dan doa para ibu yang merindukan menantu.
    Gadis pujaan itu telah kasmaran sejak didengarnya sang bibi berkisah tentang pemuda idaman. Tetapi begitulah, cinta itu terpisah oleh jarak, terkekang oleh waktu, tersekat oleh rasa asing dan ragu. Hingga hari itu pun tiba. Sang pemuda berkunjung ke kota si gadis untuk sebuah urusan. Dan cinta sang gadis tak lagi bisa menunggu. Ia telah terbakar rindu pada sosok yang bayangannya mengisi ruang hati. Meski tak pasti adakah benar yang ia bayangkan tentang matanya, tentang alisnya, tentang lesung pipitnya, tentang ketegapannya, tentang semuanya. Meski tak pasti apakah cintanya bersambut sama.
    Maka ditulisnyalah surat itu, memohon bertemu.
    Dan ia mendapat jawaban. ”Ya”, katanya.
    Akhirnya mereka bertemu di satu tempat yang disepakati. Berdua saja. Awal-awal tak ada kata. Tapi bayangan masing-masing telah merasuk jauh menembus mata, menghadirkan rasa tak karuan dalam dada. Dan sang gadis yang mendapati bahwa apa yang ia bayangkan tak seberapa dibanding aslinya; kesantunannya, kelembutan suaranya, kegagahan sikapnya. Ia berkeringat dingin. Tapi diberanikannya bicara, karena demikianlah kebiasaan yang ada pada keluarganya.
    ”Maha Suci Allah”, kata si gadis sambil sekilas kembali memandang, ”Yang telah menganugerahi engkau wajah yang begitu tampan.”
    Sang pemuda tersenyum. Ia menundukkan wajahnya. ”Andai saja kau lihat aku”, katanya, ”Sesudah tiga hari dikuburkan. Ketika cacing berpesta membusukkannya. Ketika ulat-ulat bersarang di mata. Ketika hancur wajah menjadi busuk bernanah. Anugerah ini begitu sementara. Janganlah kau tertipu olehnya.”
    ”Betapa inginnya aku”, kata si gadis, ”Meletakkan jemariku dalam genggaman tanganmu.”
    Sang pemuda berkeringat dingin mendengarnya. Ia menjawab sambil tetap menunduk memejamkan mata. ”Tak kurang inginnya aku berbuat lebih dari itu. Tetapi coba bayangkan, kulit kita adalah api neraka; yang satu bagi yang lainnya. Tak berhak saling disentuhkan. Karena di akhirat kelak hanya akan menjadi rasa sakit. dan penyesalan yang tak berkesudahan.”
    Si gadis ikut tertunduk. ”Tapi tahukah engkau”, katanya melanjutkan, ”Telah lama aku dilanda rindu, takut, dan sedih. Telah lama aku merindukan saat aku bisa meletakkan kepalaku di dadamu yang berdegub. Agar berkurang beban-beban. Agar Allah menghapus kesempitan dan kesusahan.”
    ”Jangan lakukan itu kecuali dengan haknya”, kata si pemuda. ”Sungguh kawan-kawan akrab pada hari kiamat satu sama lain akan menjadi seteru. Kecuali mereka yang bertaqwa.”
    Kita cukupkan sampai di sini sang kisah. Mari kita dengar komentar Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan tentangnya. ”Apa yang kita pelajari dari kisah ini?”, demikian beliau bertanya. ”Sebuah kisah yang indah. Sarat dengan ’ibrah dan pelajaran. Kita lihat bahwa sang pemuda demikian fasih membimbing si gadis untuk menghayati kesucian dan ketaqwaan kepada Allah.”
    ”Tapi”, kata beliau memberi catatan. ”Dalam kisah indah ini kita tanpa sadar melupakan satu hal. Bahwa sang pemuda dan gadis melakukan pelanggaran syari’at. Bahwa sang pemuda mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan. Bahwa ia meniupkan nafas da’wah dalam atmosfer yang ternoda. Dan dampaknya bisa kita lihat dalam kisah; sang gadis sama sekali tak mengindahkan da’wahnya. Bahkan ia makin berani dalam kata-kata; mengajukan permintaan-permintaan yang makin meninggi tingkat bahayanya dalam pandangan syari’at Allah.”
    Ya. Dia sama sekali tak memperhatikan isi kalimat da’wah sang pemuda. Buktinya, kalimatnya makin berani dan menimbulkan syahwat dalam hati. Mula-mula hanya mengagumi wajah. Lalu membayangkan tangan bergandengan, jemarinya menyatu bertautan. Kemudian membayangkan berbaring dalam pelukan. Subhanallah, bagaimana jika percakapan diteruskan tanpa batas waktu?
    ”Kesalahan itu”, kata Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan memungkasi, ”Telah terjadi sejak awal.” Apa itu? ”Mereka berkhalwat! Mereka tak mengindahkan peringatan syari’at dan pesan Sang Nabi tentang hal yang satu ini.”
    Ya. Mereka berkhalwat! Bersepi berduaan. Ya. Sang pemuda memang sedang berda’wah. Tapi meminjam istilah salah seorang Akh yang paling saya cintai dalam ’surat cinta’-nya yang masih saya simpan hingga kini, ini adalah ”Da’wah dusta!” Da’wah dusta. Da’wah dusta. Di jalan cinta para pejuang, mari kita hati-hati terhadap jebakan syaithan. Karena yang tampak indah selalu harus diperiksa dengan ukuran kebenaran.
    taken from: Jalan Cinta Para Pejuang/Cinta Bersujud Di Mihrab Taat/Selingan Cinta dari Khazanah Lama
    by Salim A. Fillah

    Hijab bukan jilbab


    "Mengapa wanita harus berjilbab?"
    Pertanyaan ini sangat penting untuk dilontarkan dan jawabannya sangat lebih penting lagi. Akan tetapi, pertanyaan di atas membutuhkan jawaban yang sangat panjang. Di sini akan kami sebutkan sebagian dari jawaban tersebut:Pertama; Sebagai Realisasi Ketaatan Kepada Allah dan Rasul-Nya.

    Karena ketaatan tersebut akan menjadi sumber kebahagiaan dan kesuksesan besar di dunia dan akhirat. Maka seseorang tidak akan merasakan manisnya iman sebelum mampu melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya serta berusaha merealisasikan semua perintah-perintah tersebut. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, 
    “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al- Ahzab :71)

    Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
    “Sungguh akan merasakan manisnya iman seseorang yang telah rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi (yang diutus Allah).” (H.R. Muslim)

    Di samping itu, bahwa tujuan utama Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang telah difirmankan di dalam surat adz-Dzariyat ayat 56. Maka segala aktivitas dan kegiatan manusia hendaklah mencerminkan nilai ibadah kepada Allah termasuk dalam berbusana dan berpakaian.Caranya adalah dengan meyesuaikan diri dengan aturan dan ketentuan berpakaian yang telah digariskan dalam syari’at Islam.
    Ke dua; Menampakkan Aurat dan Keindahan Tubuh Merupakan Bentuk Maksiat yang Mendatangkan Murka Allah dan Rasul-Nya.

    Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman,
    “Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzab :36).

    Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
    “Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat).”(Muttafaqun ‘alaih).

    Sementara wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh, telah nyata-nyata menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan. Hal ini dikarenakan Allah telah menjelaskan batasan aurat seorang wanita, perintah untuk menutupinya ketika di hadapan orang asing (bukan mahram) serta mencela dan melaknat wanita yang memamerkan auratnya di depan umum.

    Jika seorang wanita hanya sekedar lewat dengan memakai parfum di hadapan kaum lelaki saja dapat dikategorikan zina, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam di dalam makna memancing dan mengundang perbuatan tersebut, maka bagaimana lagi dengan mempertontonkan sesuatu yang tak selayaknya diperlihatkan?
    Bau wangi yang bersumber dari seorang wanita dapat membangkitkan imajinasi kaum lelaki yang mencium aroma tersebut.Maka membuka aurat jelas lebih dilarang dalam Islam karena bukan sekedar memberikan gambaran, namun benar-benar menampakkan bentuk riilnya.
    Ke tiga; Hijab Dapat Meredam Berbagai Macam Fitnah.

    Jika berbagai macam fitnah lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya apabila suatu masyarakat dihuni oleh wanita yang tabarruj atau pamer aurat dan keindahan tubuh, sangat rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran. Bagian tubuh yang terbuka, jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran serta perusakan moral dan peradaban sebuah masya-rakat.
    Ke empat; Tidak Berhijab dan Pamer Perhiasan Akan Mengundang Fitnah bagi Laki-Laki.

    Seorang wanita apabila menampakkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan kaum laki-laki bukan mahram, hanya akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan, maka mereka akan dengan ganas dan beringas memangsa, laksana singa sedang kelaparan.

    Penyair berkata, Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam, Disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan.
    Ke lima; Menunjukkan Kepribadian dan Identitas serta Mencegah dari Gangguan.

    Jika seorang wanita muslimah menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki “Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu serta kamu juga bukan milikku, tetapi saya hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang yang merdeka dan tidak terikat dengan siapa pun dan aku tidak tertarik kepada siapa pun, karena saya jauh lebih tinggi dan terhormat dibanding mereka yang sengaja mengumbar auratnya supaya dinikmati oleh banyak orang.”

    Wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya?” Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya, sehingga membuat laki-laki terfitnah, maka jadilah ia sasaran empuk laki-laki penggoda dan suka mempermainkan wanita.

    Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap laki-laki yang melihat menundukkan pandangan dan bersikap hormat. Mereka juga menyimpulkan, bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati, sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , 
    “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab :59).

    Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta paras kecantikannya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Hal itu jelas mengundang perhatian laki-laki yang hobi menggoda dan mempermainkan kaum wanita, sehing-ga mereka menjadi mangsa laki-laki bejat dan rusak tersebut.Dia ibarat binatang buruan yang datang sendiri ke perangkap sang pemburu. Akhirnya, ia menjadi wanita yang terhina, terbuang, tersisih dan kehilangan harga diri serta kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.
    Syarat-Syarat Hijab
    • Pertama; Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nuur: 31)

      Dan juga firman Allah Subhannahu wa Ta'ala,
      “Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Al Ahzab :59). 
    • Ke dua; Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
      • Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal, tidak menampakkan warna kulit tubuh/transfaran.
      • Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
      • Hendaknya hijab tersebut tidak berwarna-warni dan bermotif.
      • Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan (kebanggaan) di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian dibakar dengan Neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan).
      • Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian berdasar-kan hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary, dia berkata, Bahwa Rasulullah bersabda,“Siapa pun wanita yang mengenakan wewangian, lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina” (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan)
    • Ke tiga; Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian kaum wanita kafir, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

      Dan Rasulullah mengutuk seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan mengutuk seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. (H.R. Abu Dawud an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih).

      Catatan : Menutup wajah menurut syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani di dalam kitabnya Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah Fil Kitab Was Sunnah, adalah sunnah, akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan.
    Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi seluruh kaum muslimin, terutama para wanita muslimah agar lebih mantap/teguh dalam menjaga hijab mereka.




    Sumber: http://kurni.smanda.sch.id/news/berita-teknologi/other-news/52-dunia-islam/100-hijab-bukan-jilbab.html