Tuesday 16 August 2011

9 Nama anak-anak Syaitan menurut Umar ibn Al-Khattab

Umar ibn Al-Khattab r. a berkata, terdapat 9 jenis anak syaitan :

1. Zalituun
Duduk di pasar / kedai Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.

2. Wathiin
Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadapAllah.

3. A’awan
Menghasut sultan / raja / pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Terlena dengan kedudukan / kekayaan hingga terabaikan kebajikan rakyat dan tidak mau mendengar nasihat para ulama.

4. Haffaf
Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, kelab mlm & tempat yg ada minuman keras).

5. Murrah
Merusakkan dan melalaikan orang yg suka musik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam kemewahan dan glamour dsg.

6. Masuud
Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa saja penyakit yg keluar dari kata-kata mulut.

7. Daasim (BERILAH SALAM SEBELUM MASUK KE RUMAH…)
Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar terjadi keruntuhan rumahtangga (suami isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi).

8. Walahaan
Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dansolat serta ibadat-ibadat kita yg lain.

9. Lakhuus
Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api / matahari


Semoga dapat menjadikan peringatan bagi kita untuk tidak mengikuti apa-apa yang disukai syaitan yang terkutuk.. Amin’



sumber :http://www.i-dus.com/2011/04/inilah-9-jenis-nama-anak-setan-menurut.html

Cara mengetahui jumlah ayat dalam Al Quran

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Post ini hanyalah sebuah post pendek. Kenapa saya terpikir untuk membuat post ini? Ya. Karena ada yang mengajukan pertanyaan seperti judul post ini. Maka dari itu, di sini saya ingin berbagi sedikit ilmu.

Mungkin kebanyakan dari kita (umat muslim) masih mengira bahwa jumlah ayat dalam Al Quran itu adalah 6666 ayat seperti yang selama ini disebut-sebut oleh orang-orang. Akan tetapi, setelah dihitung-hitung lagi, ternyata jumlah ayat dalam Al Quran itu tidak sampai 6666 ayat. Lalu berapakah sebenarnya jumlah ayat dalam Al Quran? Jawabannya: 6236 ayat. Silahkan hitung sendiri duhai para pembaca. Atau, mau tau cara praktisnya? Inilah ilmu yang saya janjikan untuk dibagi tadi.

Ali ibn Abi Thalib r.a. pernah memberitahukan cara sebenarnya untuk mengetahui jumlah ayat yang ada/ terdapat dalam Al Quran. Yaitu: buka halaman yang ada surat Al Fatihah dan Al Baqarah nya (di Al Quran non-tafsir). Tidakkah antum perhatikan kenapa selalu hanya sedikit ayat yang ditulis di halaman itu? Nah, di sana lah kita bisa menghitung jumlah ayat Al Quran. Caranya:

Hitunglah berapa baris surat Al Fatihah itu ditulis? 6 baris kan?

Lalu, liat ke nomor halaman nya. Yaitu halaman 2.

Lanjut liat ke nomor halaman selanjutnya. Yaitu halaman 3.

Dan terakhir, hitunglah berapa baris surat Al Baqarah itu ditulis di halaman 3 itu. 6 baris juga kan?

Nah, itulah dia jumlah ayat dalam Al Quran. 6236.

Oh iya, lafaz "Bismillah" di halaman 2 & 3 tidak termasuk hitungan. Tapi ada beberapa Al Quran yang 6 baris itu termasuk lafaz "Bismillah".




Wallahu'alam.



Semoga bermanfaat.

(^_^)



source: berbagai sumber

Sunday 14 August 2011

Tempat yang Banyak Ditemukannya Syaitan

1. Tempat peristirahatan unta.
Hadits Abdullah bin Mughaffal radilallahu‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
“Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing & janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syetan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) & selainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yg disebutkan didlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat ditempat peristirahatan Unta. Yg benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dsb krna itu adalah tempat-tempat para setan.


2. Tempat buang air besar & kecil

Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan."
Demikian banyak orang yg terkena gangguan jin adalah ditempat buang hajat.

3. Lembah.

Sesungguhnya jin & setan ditemukan di lembah-lembah & tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa" (19/33) : "Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi."

4. Tempat sampah & kotoran.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa"(19/41) : "(Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan."

5. Pekuburan.



EH SALAH! Ini yang benernya: 
Hadits Abu Said Al Khudri radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan & kamar mandi." (HR. Ahmad (3/83), Abu Daud (492),Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251) serta yang lainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin: "Pada pekuburan itu terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya.

Para syaitan menuntut orang yg hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati.

6. Tempat yg rusak & kosong.

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam "Al Adab Al Mufrad" (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku : "Janganlah kamu tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yg jauh dari pemukiman itu seperti tinggal di kuburan."

Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama bahwa Al Kufuur adalah tempat yg jauh dari pemukiman manusia & hampir tidak ada seorang pun yg lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/40-41) ketika berbicara tentang jin:
"Oleh karena itu, (syaitan) banyak ditemukan di tempat yg telah rusak & kosong."

7. Lautan

Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar airdan kemudian dia pun mengutus pasukannya. (HR. Muslim: 2813).

Dan juga hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yg dimaksud adalah samudera "Al Haadi" karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua.

8. Celah-celah dibukit.

Hadits Ibnu Sarjis radiyallohu‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang…" Mereka berkata kepada Qatadah: "Apa yg menyebabkan dibencinya kencing di lubang?", dia berkata : "Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin". Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186) dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu. Lihat kitab "Jami' At Tahshiil."

Hadits ini dishahihkan Al Walid Al Allamah Al Wadi'i dalam "Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain" (579).

9. Tempat-tempat kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan

Syetan ditemukan di tempat yg di dalamnya manusia melakukan kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid'ahan dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya & terhadap para pelakunya.

10. Rumah-rumah yg di dalamnya dilakukan kemaksiatan

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yg di dalamnya terdapat anjing & gambar." (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu 'anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain).
Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara Allah Subhanahu wa ta’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala, ibadah & membaca Al Qur'an.

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sprti kuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah." (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya).

11. Pasar-pasar

Dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata: “Janganlah engkau menjadi orang pertama yg masuk pasar jika engkau mampu & jangan pula menjadi orang paling terakhir yg keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya."
Ucapan ini memiliki hukum marfu (disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam). Yg dimaksud dengan ا لمعر كة dalam kata " معركة الشيطان " adalah tempat peperangan para syaitan & mereka menjadikan pasar sbg tempat perang tersebut karena dia mengalahkan mayoritas penghuninya disebabkan krna mereka lalai dari dzikrullah & gemar melakukan maksiat.

Dan ucapannya " وبها ينصب رايته " (dan dengannya dipasang benderanya), merupakan isyarat ditemukannya syaitan utk mengadu domba sesama manusia.

Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yg dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tempat yg paling disukai oleh Allah adalah masjid & tempat yg paling dibenci Allah adalah pasar."

Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim (671) & selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah setan berkumpul di tempat-tempat yg di dalamnya gemar dilakukan maksiat & kemungkaran.

12.Jin & setan berkeliaran dijalan & lorong-lorong.

 

Dalam hadits Riwayat Bukhari (3303) & Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika telah datang malam maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran & melakukan penculikan. Matikan lentera disaat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut".

Wallahu'alam bish shawab..

Thursday 11 August 2011

Jumlah Malaikat ada berapa?

Malaikat itu bilangannya banyak sekali. Setiap malaikat mempunyai tugas masing-masing dari Tuhan. Ada diantara mereka yang rukuk sepanjang hidupnya. Ada yang sujud saja. Ada juga yang sepanjang hidupnya menjaga arasy. Bahkan setiap kejadian, setiap kerja-kerja Tuhan ada malaikat-malaikat yang diberi tugas untuk menunaikan dan memeliharanya.
1. Bersabda Nabi SAW : “Sesungguhnya aku mendengar langit berkeriut dan bergemeretak, dan tidaklah ada satu tempat sebesar sejengkal kecuali ada seorang malaikat meletakkan dahinya sedang bersujud atau berdiri shalat.”

2. Bersabda Nabi SAW : “Masuk ke dalam baitul Maâmur pada setiap harinya 70.000 malaikat dan tidak pernah keluar lagi sampai hari Kiamat.”

Ini bukan berarti Tuhan tidak kuasa untuk menjadikan dan memelihara segala sesuatu tanpa malaikat.Demikianlah diantara kehebatan dan kesempurnaan sistem Tuhan. Segalanya sangat tersusun, sangat teratur. Bahkan segalanya boleh terjadi hanya dengan berkata jadilah maka terjadilah segala sesuatu.

Ada seribu satu team Tuhan yang sentiasa taat setia kepadaNya yang disebut malaikat. Mereka sentiasa siap sedia membantu orang-orang yang beriman. Adapun malaikat-malaikat yang wajib kita kenali ada 10, mereka itu adalah sebagai berikut:
1. Malaikat Jibril , tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan para rasul. Terutama kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Kadang-kadang Malaikat Jibril itu datang menyerupai laki-laki yang gagah dan tampan dan ada kalanya para sahabatpun mendengar dan menyaksikan ia berdialog dengan Baginda.

Bentuk fisik Ruhul’qudus (Djibril) , ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi Muhammad, kala beliau mendapat wahyu kali ke dua, dan nabi menuntut untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan tuhan dari langit dalam rupa yang asli, atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Djibril tanpa rupa samar, sebagaimana di kali-kali yang lain, sang utusan (ruhul’qudus) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.

Ruhul’Qudus ; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masrik dan magribh, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.

Malikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Siti Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al’Quran kepada Nabi Muhammad.

Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;

beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”.
Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.

2. Malaikat Mikail , tugasnya dalam soal kesejahteraan manusia seperti mengantar hujan, mengantar angin, soal kesuburan tanah dan kesuburan-kesuburan lainnya.

3. Malaikat Israfil , tugasnya dalam soal-soal yang berhubung kait dengan qiamat, seperti meniup sangkakala tanda qiamat, meniup sangkakala tanda manusia dibangkitkan di padang mahsyar dan lain-lain.

4. Malaikat Izrail , tugasnya adalah mencabut nyawa dan membawa nyawa itu kemana mestinya.

5. Malaikat Munkar dan
6. Nakir , tugas kedua-duanya adalah menyoal manusia yang sudah mati di alam kubur. Datang dengan wajah yang seram dan menakutkan bagi orang-orang yang mati membawa dosa dan hati yang tidak selamat. Dan sebaliknya wajah yang mereka tampilkan akan sangat indah dan menyejukkan pada mereka yang matinya husnul khatimah

7. Malaikat Rakib , tugasnya adalah menuliskan amalan baik manusia.
8. Malaikat Atid , tugasnya adalah mencatat amalan jahat manusia. Kedua-dua malaikat rakib atid itu sentiasa mengiringi manusia dimana saja mereka berada dan kemana sana mereka pergi. Malaikat rakib atid itu merupakan sekelompok malaikat yang jumlahnya sebanding dengan jumlah manusia sepanjang zaman.

9. Malaikat Malik , tugasnya adalah menjaga Neraka dengan penampilan yang sangat menakutkan dan mengerikan bagi para penghuni Neraka.

10. Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.

Itulah sepuluh malaikat yang wajib kita mengenal dan meyakininya sungguh-sungguh tanpa dicelahi keragu-raguan walaupun sedikit. Bukan hanya difikiran tetapi sampai terasa kewujudannya dihati. Sampai kita dapat membaca salam kepada mereka dan berkomunikasi dengan mereka.

Untuk itu tentu kita tidak cukup hanya belajar ilmu tauhid berkenaan dengan malaikat itu, tetapi mesti kita sentiasa bertafakkur, mujahadah, menghayati ibadah dan berdoa selalu, memohon kepada Allah agar kita diberi keyakinan yang sempurna kepada Allah dan apa-apa yang Tuhan perintahkan kepada kita untuk meyakininya. Dengan itu mudah-mudahan subur rasa bertuhan dan rasa kehambaan di hati kita, hingga benar-benar bersih hati kita, hijab dibukakan oleh Allah dan tidak ada batas lagi antara kita dengan malaikat.

Dari nama-nama malaikat di atas hanya tiga yang disebut dalam Al Qur’an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur’an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur’an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur’an dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dll.
Selain malaikat tersebut diatas Al Qur’an juga menyebutkan beberapa malaikat lainnya, seperti :
  1. Malaikat Zabaniyah – 19 malaikat penyiksa dalam neraka
  2. Hamalatul Arsy – empat malaikat pembawa Arsy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan
  3. Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
  4. Malaikat Kiraman Katibin (julukan Raqib & Atid) – pencatat amal baik dan buruk
  5. Malaikat Harut dan Marut

sumber: http://risalahrasul.wordpress.com/2008/02/16/jumlah-malaikat/






Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Malaikat Jibril memiliki 600 sayap yang dimana bumi ini bagaikan uang koin di atas 1 sayapnya. Malaikat Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Malaikat Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil. Dan juga, Jibril adalah Malaikat terkecil di antara 10 Malaikat yang wajib diketahui. Subhanallah...

sumber: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100524025935AACqFEP

Wednesday 10 August 2011

Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ya akhi.
Kali ini ana ingin berbagi sedikit ilmu lagi nih. Yaitu tentang "Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at". Oke, let's begin.

Kita semua (para ikhwan/laki-laki/pria muslim) pastinya tau ibadah wajib kita di hari Jum'at. Ya. Tentu saja Shalat Jum'at.

Seperti yang kita ketahui juga, bahwa ketika shalat Jum'at itu akan diawali dengan khutbah. Sebagai ilmu untuk bersama saja akhi, bahkan para malaikat pun menutup buku catatannya untuk mendengarkan khutbah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

“Maka apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (Muttafaq ‘alaih; al Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)

Nah, dari hadits ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa malaikat menutup buku catatan mereka dan tidak akan mencatat tambahan pahala bagi umat muslim yang datang (memasuki Masjid untuk shalat Jum'at) setelah Imam/Khatib naik mimbar. Kalau kurang yakin, masih ada dalil lainnya:

Masih dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلَائِكَةُ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

“Apabila hari Jum’at tiba, pada pintu-pintu masjid terdapat para Malaikat yang mencatat urutan orang datang, yang pertama dicatat pertama. Jika imam duduk, merekapun menutup buku catatan, dan ikut mendengarkan khutbah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Ghalib, Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,

“Para Malaikat duduk pada hari Jum’at di depan pintu masjid dengan membawa buku catatan untuk mencatat (orang-orang yang masuk masjid). Jika imam keluar (dari rumahnya untuk shalat Jum’at), maka buku catatan itu dilipat.”

Kemudian Abu Ghalib bertanya, “wahai Abu Umamah, bukankah orang yang datang sesudah imam keluar mendapat Jum’at? Ia menjawab, “tentu, tetapi ia tidak termasuk golongan yang dicatat dalam buku catatan.” (Dihasankan oleh Syaikh al Albani rahimahullah dalam Shahih al Targhib, no. 710)

Itulah dia tentang keutamaan datang di awal waktu untuk shalat.

Selanjutnya adalah tentang hal yang lebih utama untuk dilakukan saat mendengarkan khutbah. Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwasanya saat mendengarkan khutbah Jum'at itu kita dilarang untuk melakukan hal-hal yang sia-sia dan mengganggu/merusak kekhusyukan kita. Contohnya mengobrol dengan teman.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

“Barangsiapa berwudlu, lalu memperbagus (menyempurnakan) wudlunya, kemudian mendatangi shalat Jum’at dan dilanjutkan mendengarkan dan memperhatikan khutbah, maka dia akan diberikan ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan pada hari itu sampai dengan hari Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari sesudahnya. Barangsiapa bermain-main krikil, maka sia-sialah Jum’atnya.” (HR. Muslim)

Imam an Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim, “dalam hadits tersebut terdapat larangan memegang-megang krikil dan lainnya dari hal yang tak berguna pada waktu khutbah. Di dalamnya terdapat isyarat agar menghadapkan hati dan anggota badan untuk mendengarkan khutbah. Sedangkan makna lagha (perbuatan sia-sia) adalah perbuatan batil yang tercela dan hilang pahalanya.”

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

“Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum’at, “Diamlah!”, sewaktu imam berkhutbah, berarti kemu telah berbuat sia-sia.” (Muttafaq ‘Alaih, lafadz milik al Bukhari)

Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari berkata, “dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamtelah menetapkan bahwa memerintahkan diam saat khutbah adalah bentuk lahwun, walaupun bentuknya perintah yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar. Hadits ini juga menunjukkan bahwa setiap perkataan yang mengganggu dari mendengarkan khutbah, hukumnya lahwun. Dan bila ingin memerintahkan diam orang yang bicara, dengan isyarat.”

Beliau menambahkan, “Hadits di atas dijadikan dalil larangan terhadap seluruh macam perkataan pada saat khutbah, dan demikian itu pendapat mayoritas ulama terhadap orang yang mendengarkan khutbah.”

Sedangkan makna laghauta, menurut Imam al Shan’ani dalam Subulus Salam, “. . . makna yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat Ibnul Muniir, yaitu yang tidak memiliki nilai baik. Adapula yang mengatakan, (maknanya) batal keutamaan (pahala-pahala) Jum’atmu dan nilainya seperti shalat Dzhuhur.”

Dari Ibnu ‘Abbas radliyallah ‘anhu bercerita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَكَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَهُوَ كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا وَاَلَّذِي يَقُولُ لَهُ : أَنْصِتْ لَيْسَتْ لَهُ جُمُعَةٌ

“Siapa yang berbicara pada hari Jum’at, padahal imam sedang berkhutbah, maka dia seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Dan orang berkata kepada (saudara)-nya, ‘diamlah!’, tidak ada Jum’at baginya.” (HR. Ahmad, dengan sanad la ba-tsa bih).

Maksud dari penyerupaan orang yang berbicara saat imam berkhutbah dengan keledai yang membawa kitab yang tebal-tebal adalah karena dia tidak mendapat manfaat yang besar, padahal dia telah susah-susah datang dan capek untuk sampai ke masjid.

Sedangkan Makna “tidak ada Jum’atan baginya” berarti dia tidak mendapatkan Jum’at secara sempurna. Nilai Shalat Jum’atnya seperti shalat Dzuhur. (lihat Fathul Baari: II/184 dan Subulus Salam: III/172)

Makna “tidak ada Jum’atan baginya” berarti dia tidak mendapatkan Jum’at secara sempurna. Nilai Shalat Jum’atnya seperti shalat Dzuhur.

Nah, itulah dia ulasan tentang hal-hal yang dilarang sewaktu mendengarkan khutbah Jum'at.

Lantas apa hubungannya dengan mengedarkan kotak infaq sewaktu khutbah Jum'at? Akhi, dari ulasan di atas sangat jelas sikap yang harus dilakukan oleh Jama’ah Jum’ah, yaitu diam dan mendengarkan khutbah yang disampaikan imam dengan seksama. Sehingga dia bisa mengambil manfaat dari khutbah yang disampaikan. Jangan dia berbicara kepada kawannya atau melakukan perbuatan yang bisa mengganggu dari mendengarkan dan memperhatikan khutbah. Tidak ada hal-hal sia-sia yang boleh dilakukan.

Namun fakta di lapangan berkata lain. Di kebanyakan Masjid, kotak infaq diedarkan ketika Khatib sedang naik mimbar dan sedang menyampaikan khutbahnya. Ini jelas sebuah kesalahan besar karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah mendengarkan khutbah tersebut. Bahkan di beberapa Masjid lebih parah lagi. Yaitu kotak amal diedarkan oleh petugas. Ia berdiri saat khutbah kedua untuk menjalankan kotak amal kepada Jama’ah, shaf demi shaf. Maka ia telah melakukan kesalahan besar, tapi merasa telah berbuat kebaikan.

Dalam hal ini, kesalahan bukan hanya dilakukan oleh petugas tadi. Tapi juga oleh orang yang berinfaq. Karena melakukan kegiatan yang menyibukkan dari memperhatikan khutbah. Ia memasukkan tangannya ke saku, mengeluarkan uang, dan memasukkannya ke kotak amal. Ini adalah perbuatan sia-sia yang dilarang pada saat imam berkhutbah.

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa mengusap-usap kerikil, maka ia telah melakukan yang sia-sia.”

Jika sekedar mengusap-ngusap kerikil atau tikarnya saja dinilai sia-sia, lalu bagaimana dengan orang yang berdiri mengedarkan kotak infak atau sibuk memindahkan atau menjalankannya ke sampingnya? Lalu bagaimana juga dengan kondisi orang yang sibuk mengambil uang di sakunya, mengeluarkannya, lalu memasukkan ke kotak amal? Tentu jauh lebih dianggap sia-sia. (Syaikh Wahid Abdul Salam Bali dalam Al Kalimaat al Naafi’ah fi Akhtha’ al Sya-i’ah -diterjemahkan dengan 474 Kesalahan Umum dalam akidah dan Ibadah beserta koreksinya- hal. 349). Maka tidak akan didapatkannya "Jum'at" nya itu.

Jadi kesimpulannya, Hukum Mengedarkan Kotak Infaq Sewaktu Khutbah Jum'at adalah tidak boleh karena dapat mengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Akibatnya, orang yang melakukan kesalahan ini akan kehilangan keutamaan shalat Jum’at. Ibadah Jum’atnya seperti melaksanakan shalat dzuhur.

Sebagai gantinya kan kotak amal bisa diletakkan di samping pintu sehingga setiap orang yang ingin bersedekah bisa memanfaatkannya, baik sebelum khutbah dimulai atau sesudah shalat Jum'at.

Wallahu'alam..

afwan jika ada yang kurang berkenan (^_^)
Kritik dan sarannya ditunggu ya akhi wa ukhti.


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sumber:
http://www.siejelex.net/hukum-edarkan-kotak-infaq-pada-saat-khutbah-jumat/

Monday 8 August 2011

Ketika Neraka bukan lagi ancaman yang berarti bagi mereka

Waktu itu bulan puasa. Selayaknya anak sekolahan yang lain. Aku harus mengikuti pesantren Ramadhan. Sungguh, sebenarnya aku sangat bosan mengikutinya. Karena materi yang monoton dan lingkungan yang lain daripada di sekolah ku. Tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau aku harus ikut.

Maka waktu itu kalau tidak salah ingat, hari Rabu. Aku sedang duduk di dalam Masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Ya. Waktu itu aku sedang mengikuti "pesta" pesantren Ramadhan. Dan seperti yang kita ketahui saja akan kelakuan remaja-remaji labil yang baru mengenal kata "dewasa". Mereka ribut disana-sini. Ada yang ngobrol. Ada yang guling-guling nggak jelas. Ada yang sms-an. Bahkan ada yang bakar mercun di dalam Masjid! BAYANGKAN! MEMBAKAR MERCUN! Padahal saat itu sedang materi Asma'ul Husna! Dimana letak otak mereka ini? Padahal mereka sudah SMA! Tidak ada etika sama sekali.

Aku, yang waktu itu lagi kalem, mencoba untuk tetap istiqamah dengan diam dan tenangku. Mungkin ada yang bertanya, "Mengapa tidak kau tegur mereka itu? Padahal mereka berbuat salah di depan matamu sendiri!". Kawan, kalau kau kira aku tidak menegur mereka, maka halal lah bagiku untuk menghajar hidungmu barang sekali. Asal kau tau, aku sudah menegur mereka. Dan apa hasilnya? "Sok alim ang mah!". Itu lah balasannya. Dan tidak jarang pula disertai sumpah-serapah terbaik pilihan mereka yang mereka lontarkan. Makanya aku memilih untuk diam. Toh kewajibanku untuk mengingatkan mereka sudah ku lakukan. Aku tidak berhutang lagi pada Allah.

Namun, memang dengan kondisi yang seperti itu ketika puasa+rasa kasihan melihat para guru pembimbing yang telah sangat letih dan sedih menjinakkan mereka memang sangat gampang menstimulasi kesabaran agar cepat habis. Maka terpaksa lah selanjutnya aku turun tangan. Aku jinakkan mereka dengan agak sedikit kasar (cara yang tidak aku sukai!). Alhamdulillah. Mereka jinak juga. Maka duduklah aku kembali dengan senang,riang,hari yang ku nantikan (lagu Sherina).

Lalu kawan dekatku yang duduk di sebelahku (dia juga salah satu pelaku yang tidur-tiduran) mendekatkan kepalanya kepadaku dan berkata,"Pesantren (Ramadhan) ini sungguh membosankan dan parah!". Pernyataannya itu aku amin-kan dengan sepenuh hati. Karena memang itu kenyataannya. Lalu aku bertanya padanya,"Kenapa mereka (anak-anak yang brutal itu) berlaku seperti itu? Apa mereka tidak takut sama guru pembimbing? (kenapa tidak aku bilang "pada Allah"?Kawan, kertika berdakwah itu kita harus memperhatikan situasi dan kondisi orang yang kita dakwahi.)". Lalu dia berfatwa sesuatu hal yang menggoncangkan dunia persilatan,"Ah, ngapain takut? Mereka (guru pembimbing) ancamannya kuno! Masa' masih ngancam dengan membawa-bawa nilai dan NERAKA? Nggak jaman lagi.". JDEEER! Sungguh, saat itu aku merasa halilintar bersahut-sahutan di langit. Aku begitu terkejut mendengar hal itu. Apa yang ada dipikiran mereka ini? Neraka bagiku adalah seburuk-buruknya ancaman. Salah satu ancaman yang paling ampuh untuk menjinakkan diriku. Tapi bagi mereka neraka itu bukan apa-apa? Astaghfirullah...



---------------

itulah sepenggal kisah ku. Dari kisah tersebut dapat kita lihat. Bahwa pemuda-pemudia zaman sekarang sudah tidak takut lagi akan yang namanya dosa & neraka. Mungkin diantara pembaca semua ada yang berkata,"Ah, itu kan di Masjid kamu saja!". Mungkin iya. Tapi ini hanyalah SALAH SATU CONTOH. Kalau kau mau contoh yang lain, silahkan kau pergi ke taplau itu setelah shalat Subuh dan lihat fenomena ASMARA SUBUH itu. Atau mau yang lebih ekstrim? Silahkan pergi ke taplau itu pada saat Sabtu malam. Maka kau akan terkejut mendapati banyaknya pasangan mesum yang duduk-duduk berdua di bebatuan itu. Bahkan-tidak jarang pula-kita tidak akan tahu lagi yang mana tangan si lelaki dan yang mana buah dada si perempuan. Silahkan buktikan sendiri.

Maka dari itu, kita di sini (saya dan para pembaca) yang telah mengetahui hal yang lebih benar daripada yang menurut mereka benar ini harusnya bisa dan berani melakukan sesuatu untuk menyadarkan mereka. Jangan hanya seperti orang-orang tua bangkotan yang bahkan untuk duduk pun sudah susah itu lakukan! Mereka hanya bisa mengata-ngatai generasi muda sekarang dan hanya bisa memarahi kita tanpa melakukan sesuatu untuk perubahan! Harusnya kita ini lah! Generasi penerus dan pelurus bangsa! Kita lah yang harus merubah negeri dan negara ini ke arah yang benar! Tidak akan ada yang bisa merubahnya kecuali kita rakyatnya, masyarakatnya! Jangan sampai "warisan" orang-orang tua itu menurun lagi ke generasi di bawah kita. Sudah saatnya kita mengakhiri tradisi yang sudah mendarah daging ini!

Ayo sahabat-sahabatia dan saudara-saudariku. Ayo kita rubah negeri ini. Biasakanlah untuk berbuat kebaikan karena kelak itu semua akan dicontoh oleh manusia-manusia yang lain. Ingatlah,"Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari)".

Semoga Allah senantiasa membimbing kita di jalan yang benar dan kita selalu istiqamah di jalan-Nya,

Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah.

Afwan jika ada kesalahan dan ada yang kurang berkenan. Sungguh, saya hanya ingin mengingatkan dan sayapun juga sedang belajar.




Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh (^_^)

Monday 1 August 2011

Ramadhan Tiba

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat Muslim di seluruh Dunia